Menurut surat kabar Jerman, Bild, Amerika telah merencanakan serangan terhadap basis-basis Mujahidin Suriah dengan menggunakan pesawat tanpa awak, predator drone. Di antara targetnya yang prioritas adalah para komandan Mujahidin, sebagaimana yang dikutip dari Kavkav Center.
Laporan yang diambil dari sumber-sumber intelijen Amerika itu juga memaparkan tujuan pembunuhan para pimpinan Mujahidin, yaitu untuk mencegah terciptanya "Somalia Mediterania " di dekat perbatasan NATO. CIA sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memukul para komandan Mujahidin dengan pesawat tempur. Kini CIA sedang melakukan pemeriksaan, pengumpulan data koordinat akomodasi dan lokasi, juga deskripsi kendaraan yang mereka gunakan.
Menurut Bild, dalam beberapa bulan terakhir ini, kelompok jihadis Daulah Islam Iraq dan Syam telah cukup memperkuat posisi mereka di Suriah Utara. Surat kabar itu juga mengatakan bahwa ribuan pendukung Daulah Islam telah berperang melawan pasukan AS di Iraq.
Dalam jajaran Mujahidin, terdapat penduduk asli Arab Saudi, Afrika Utara dan Kaukasus. Menurut sebuah studi oleh sebuah lembaga bergengsi British IHS Jane yang disebut oleh Bild, satu per sepuluh dari 100.000 pejuang di Suriah memiliki kedekatan hubungan dengan al Qaeda, dan 30-35.000 dari mereka digolongkan adalam kategori "Islam Radikal".
"Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah melihat aliran kedatangan para komandan senior al Qaeda ke Suriah. Banyak uang pendanaan juga telah dipindahkan ke negara itu, yang berarti bahwa mereka para Jihadis ingin menetap di sana", lapor Bild, mengutip dari pernyataan seorang perwira intelijen AS.
CIA dikabarkan telah membuat daftar lokasi-lokasi yang potensial untuk diserang menggunakan pesawat tempur. Sementara itu, pesawat tak berawak AS yang dilengkapi dengan rudal Hellfire telah ditempatkan di Turki, sekitar 300 kilometer dari perbatasan dengan Suriah. Masih belum ada kejelasan, apakah drone tempur di Yordania juga sudah dipersiapkan. [arkan/ kc]
Shoutussalam
