Sesungguhnya futur dan keterpurukan sebagian penempuh jalan penegakkan dien ini dari manhaj al haq adalah sunnatullah, dan untuk suatu hikmah Allah menyingkirkan mereka dari jalan ini, karena Dia Maha Mengetahui apa yang ada di dalam jiwa mereka, sedangkan memaksakan mereka untuk tetap mengikuti jalan ini tanpa kemantapan hati hanya akan menjadi duri di dalam perjalanan ini.
Biarkanlah mereka itu minggir dan menjauh, karena dakwah tauhid tidak membutuhkan orang-orang semacam mereka. Allah Ta’ala selalu menyiapkan para pengganti yang lebih kuat, lebih tabah dan lebih sabar daripada orang-orang itu di dalam menjalani manhaj al haq ini.
Sedangkan kekuatan prinsip itu lebih penting daripada kekuatan fisik tanpa kemantapan keyakinan. Dan para penyimpang itu tentunya akan melegalitas keterpurukan diri mereka itu dengan alasan-alasan yang rapuh demi menenangkan jiwa mereka di atas penyimpangannya itu, dan biasanya tipe mereka itu adalah sangat tidak menyukai orang-orang yang tetap teguh, dikarenakan keteguhan orang-orang itu adalah cermin yang menampakkan keburukan wajah dan keterpurukan diri mereka, sehingga agar keburukan mereka itu tidak nampak maka perlu kiranya melanyapkan cermin-cermin itu agar wajah buruk mereka itu tidak kelihatan.
Mereka gerah bila cermin itu masih ada di sekitar mereka, karena keburukan wajah buruk mereka akan selalu kelihatan. Maka kepada cermin-cermin yang bisa berjalan hendaklah antum sekalian tetap teguh dan tidak menghiraukan wajah-wajah buruk itu, karena keburukan wajah mereka itu tidak akan bisa mengotori cermin, dan justeru semakin antum berkomitmen maka artinya cermin semakin bersih dan wajah-wajah buruk itupun semakin jelas kelihatan buruknya di hadapan cermin itu.
Abu Sulaiman Al Arkhabiliy, KK-NK