Dalam buku The Art of Jihad karya Syamil Basayef-rahimahullah- di point 19 dibahas tentang kemenangan. Beliau mengutip Al Qur’an Surat Muhammad ayat 7 :
“Wahai orang-orang yang beriman, jika engkau menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah mengatakan bahwa terdapat lima sifat utama yang Allah berikan kepada Mujahidin. Apabila barisan Mujahidin terdiri dari anggota-anggota yang memiliki lima sifat tersebut, pastilah mereka akan diberikan kemanangan. Meski pun musuh yang dihadapi memiliki kekuatan yang jauh berlipat ganda. Sifat-sifat itu adalah:
a.Ketabahan
b.Selalu mengingat Allah
c.Tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya
d.Selalu mengatur dan menyatukan setiap tindakan yang mereka lakukan serta tidak terjebak dalam perdebatan dan perselisihan yang menyebabkan mereka menjadi lemah dan gagal. Perdebatan dan perselisihan hanya akan melemahkan barisan mujahidin serta membuat musuh semakin kuat.Memang benar, keteraturan dan kesatuan langkah akan menyebabkan keuatan. Sebagaimana sebuah lidi yang disatukan dalam satu ikatan, tidak akan mudah dipatahkan. Namun apabila lidi tidak disatukan dalam ikatan, anda akan dapat mematahkannya satu demi satu.
e.Kesabaran, yang merupakan dasar dari semua sifat sebelumnya.
Lima sifat tersebut merupakan landasan untuk meraih kemenangan. Apabila salah satu dari kelima sifat tersebut hilang, maka kemenangan pun akan semakin jauh. Jauhnya kemenangan tergantung dengan seberapa banyak kelima sifat tersebut tidak dimiliki.
Para sahabat merupakan manusia-manusia yang memiliki ke lima sifat di atas, sehingga tidak ada bangsa yang mampu melawan mereka. Para sahabat selalu mendapatkan kemenangan dalam berbagai pertempuran.
Apabila sifat-sifat tersebut mulai lemah atau bahkan hilang, maka semua urusan pun akan mengalami kemunduran, lemah dan buruk. Sebagaimana yang terjadi hari ini.
Rasa Takjub Pada Kemenangan
Dalam uraian berikutnya, Syamil Basayev rahimahullah menjelaskan bahwa seseorang tidak selayaknya menolak rasa takjub yang muncul akibat kemenangan. Kemenangan merupakan bagian dari kehidupan ini, dan berbagai kemenangan akan membuat jiwa-jiwa yang telah bekerja keras untuk mewujudkannya merasa bahagia.
Kemudian sang Mujahid memahami arti dari kemenangan yang telah terjadi. Dan sebagai ganti atas sikapnya yang pernah berprasangka buruk pada diri sendiri-karena harus meraih kemenangan dalam jangka waktu yang lama-,sang Mujahid bergenbira bahwa ia akhirnya dapat mencapai kemenangan tersebut. Rasulullah SAW., bersabda :
“Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka mendapatkan kemenangan hingga hari kiamat.” (HR Muslim, Kitabul Iman, no: 225)
Setelah mampu meraih kemenangan dalam suatu pertempuran, sang Mujahid-pun menikmati kemenangan. Kemenangan ini sangat berharga bagi diri sang Mujahid, karena untuk meraihnya ada banyak pengorbanan ; kerugian jiwa dari pihak Mujahidin, ada masa-masa sulit, ada malam-malam yang penuh dengan penderitaan dan ada hari-hari panjang yang hanya mampu diisi dengan menunggu.
Sang Mujahid mengetahui pula bahwa seseorang harus mengendalikan perasaan dan kegembiraan, agar jangan sampai lupa bahwa kita tidak akan bisa mengikuti perasaan setiap saat atau dalam segala hal. Karena bantuan dan kemenangan hanyalah berasal dari Allah.
Hari ini Sang Mujahid menikmati kemenangan yang diraihnya kemarin. Dan dari kemenangan hari ini sang Mujahid memperoleh kekuatan tambahan untuk memasuki kancah pertempuran esok hari.
“Kemampuan untuk mengendalikan rasa gembira setelah datangnya kemenangan, akan membantumu untuk menerimarasa pahit akibat kekalahan.” tutup Syamil Basayef. Allahu Akbar!
Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/Al-Mustaqbal)



