Home » , » Gus Anto Padepokan Aluwung Tobat, Allahu Akbar!

Gus Anto Padepokan Aluwung Tobat, Allahu Akbar!

Written By Anonim on Sabtu, 05 Oktober 2013 | 14.19


SOLO - Melalui email, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) menyampaikan liputan berita terkini, yakni terkait Gus Anto, pimpinan Padepokan Aluwung Sragen, yang mengakui salah dan kemudian bertaubat. Allahu Akbar!

Kamis malam lalu [03/10/2013] di tengah kajian rutin di masjid Baitusalam Tipes Solo oleh ust. Ade Hidayat, Laskar Umat Islam Surakarta kedatangan dua orang tamu yaitu Ust. Slamet pimpinan pondok pesantren Al Mutsani Sragen dan Gus Anto pimpinan Padepokan Santri Aluwung Sidoharjo Sragen. Gus Anto ini yang dituduh warga mengajarkan kesesatan dalam bentuk ritual kesyirikan berkedok pondok pesantren.

Pada Minggu lalu [29/09/2013] Padepokan Santri Aluwung telah ditutup warga dan disaksikan oleh anggota Jamaah Ansharut Tauhid, LUIS, Kapolsek Sidoharjo, Jajaran Koramil, Lurah, RT dan RW. Menurut surat yang diberikan kepada pejabat terkait disebutkan bahwa pedepokan ini digunakan untuk ritual Kungkum [merendam diri], ajaran serupa juga sudah ditutup oleh pemkot Mojokerto sesuai dengan putusan kejaksaan, Padepokan ini berpedoman pada Kitab Layang Ijo, Pimpinan Padepokan menutup diri, sering menggunakan ritual dengan musik yang mengganggu lingkungan sekitar dan masih banyak lagi keberatan warga. Surat ini ditandatangani ketua RT 1- 4 Rw 7 dan ditandatangani pula ketua RW 7.

Paska penutupan padepokan ini, Gus Anto menyatakan bersalah dan bertaubat di hadapan Ust. Slamet. Selanjutnya ust. Slamet mengantarkan Gus Anto ke Masjid Baitusalam Kamis Sekretariat LUIS Kamis malam lalu [03/10/2013] untuk menjelaskan pengakuan kesesatan dan pertaubatan Gus Anto.

Dihadapan Pengurus LUIS, Gus Anto mengakui adanya ritual Kungkum atau merendam diri yang dilakukan tengah malam hingga menjelang subuh. Ritual kungkum ini dilaksanakan setelah sholat malam yang didahului oeh adzan di tengah malam. Ia menerangkan pula pesertanya sekitar 70 an dan ada yang berasal dari anggota polisi yang menjabat salah satu Kapolsek di Sragen.

Gus Anto menambahkan bahwa kitab Layang Ijo sebenarnya adalah karya Muhammad Thohari yang pada awalnya berupa tulisan tangan. Muhammad Thohari warga Siderejo Jawa Timur, kemudian oleh Gus Anto Kitab Layang Ijo diubah dalam bentuk buku, dicetak ulang ditulis dengan komputer dan digandakan 30 untuk muridnya.

“Siapa yang mau tersesat mas? Saya siap dibina dan tidak akan mengulangi lagi, jika perlu disyahadatkan ulang,” katanya.

Menanggapi hal ini, Edi Lukito selaku Ketua LUIS berjanji akan melakukan koordinasi dengan Ketua MUI dan Kementrian Agama Sragen untuk melakukan pembinaan secepatnya. Gus Anto disarankan untuk menuliskan pengakuan salah dan bertaubat dalam sebuah Surat Pernyataan dalam bentuk tulisan yang nantinya akan dijelaskan ke warga, elemen muslim, jajaran Muspika dan Muspida.

Surakarta, 5 Oktober 2013

Humas LUIS

Endro Sudarsono

Sumber: Al-Mustaqbal Channel
Sebarkan berita ini ya ikhwah! :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Mujahidin | Mujahidin
Copyright © 1434 H / 2013 M. By Ridwan Kariem | Tauhid Media
Template Modified by Creating Website Published by Mujahidin
Proudly powered by Mujahidin