Home » » Siapakah Para Penentang Dakwah Tauhid?

Siapakah Para Penentang Dakwah Tauhid?

Written By Anonim on Jumat, 11 Oktober 2013 | 17.22


Ada tiga golongan manusia yang akan selalu menentang dakwah tauhid, yakni para pemilik kekuasaan, orang-orang kaya, dan pengikut hawa nafsu. Tiga golongan penentang inilah yang dimaksud oleh Allah melalui firman-Nya :

“Dan tiadalah Kami mengutus seorang pemberi peringatan ke suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus menyampaikannya.” (QS Saba : 34)

“Mereka berkata, “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati dari nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Dan kami tidak akan mempercayai kamu berdua.” (QS Yunus : 78)

Perang antara kedua golongan yang saling bertentangan ini akan dimulai ketika fikrah tauhid telah mengkristal dalam benak para pemuda yang siap berkorban untuk membelanya.

Perang akan terjadi di semua wilayah yang tidak memberlakukan hukum dengan syariat Allah. Perang itu sudah pasti bakal terjadi, dengan maklumat umum bagi para penguasa thaghut, sehingga mereka melakukan upaya untuk mempertahankan kekuasaannya. (seperti yang dilakukan Fir’aun dalam mensikapi dakwah tauhid yang dibawa Nabi Musa)

“Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agama kalian, atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (QS Al Mu’min : 26)

Kejahatan apa yang mereka lakukan? Kejahatan melakukan amar ma’ruf nahi munkar? kejahatan menuntut pemberlakuan syariat Allah? Kejahatan menuntut berhukum kepada Dinullah?

Kelompok yang menyeru kepada tauhid ini awalnya tidak menggunakan kekuatan. Dan memang pada permulaan dakwah tidak mungkin mempergunakan kekuatan.

Demikianlah penjelasan Syekh Abdullah Azzam-rahimahullah-dalam bukunya Tarbiyah Jihadiyah. Menurut beliau, penggunaan kekuatan pada permulaan dakwah adalah tindakan bunuh diri. Ya, tindakan bunuh diri. Dakwah harus didahului dengan tarbiyah mengenai dasar tauhid. Tarbiyah dengan dasar tauhid diwujudkan melalui peperangan tanpa kekuatan (militer). Hal ini sebagaiana yang dilakukan Rasulullah SAW., dengan tarbiyah dan dakwah tauhid di kalangan para pemuka Quraisy.

Bagaimana Membangun Masyarakat Islam?

Syekh Abdullah Azzam-rahimahullah-juga menyampaikan bahwa masyarakat Islam sekali-kali tidak bisa dibangun selain dengan cara sebaagaimana masyarakat tersebut pernah berdiri untuk pertama kalinya, yakni sebagaimana Rasulullah SAW pernah membangunnya.

Masyarakat tersebut tegak dimulai dengan terkumpulnya sejumlah orang yang menyeru kepada La ilaha illallah, kepada tauhid ; Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma wa Sifat.

Kemudian kelompok manusia itu akan mendapatkan tantangan dan permusuhan dari masyarakat jahiliyah. Tidak ada thoghut mana pun di muka bumi yang bersedia menerima keberadaan mereka. Maka sudah pasti akan terjadi bentrokan dan peperangan.

Dakwah kepada tauhid sudah pasti akan menyebabkan terjadinya permusuhan. Dakwah kepada La ilaha ilallah Muhammadur Rasulullah, bahwa kekuasaan itu hanyalah milik Allah, bahwa apa yang ada di langit dan bumi itu kepunyaan Allah, bahwa hukum itu hanyalah milik Allah, dan semuanya harus tunduk kepada-Nya, dan kami serta kamu wahai penguasa harus berhukum kepada syariat Allah.

Dakwah ini akan ditentang oleh para penguasa thaghut karena mereka khawatir kekuasaannya akan lenyap. Sehingga terjadilah benturan antara mereka dengan para juru dakwah yang menyeru kepada tauhid ; antara gerakan baru dengan kelompok jahiliyah yang bergerak untuk melindungi eksistensinya, kekuasaannya, dan kekayaannya.

Lalu, masyarakat Islam yang seperti apa yang akan kita bangun? Kita menghendaki masyarakat Islam di dunia ini dan menghendaki surga di akhirat. Kita adalah orang-orang Muslim. Allah yang menciptakan kita dan memberi kita rezeki. Kita hidup di bawah kekuasaan-Nya dan itu adalah keinginan yang logis dan wajar. Tidak ada yang memperdebatkannya selain seorang penentang atau seorang pendurhaka, Kita ingin berhukum kepada syariat Allah.

Kita ingin membangun rumah yang dapat kita tempati menurut keinginan kita. Kita akan menerapkan di dalam rumah itu hukum-hukum yang dikehendaki Rabb kita. Kita ingin di bawah naungan syariat Allah, namun orang-orang kafir menentangnya.

Kita menolak kekafiran, karena memberlakukan undang-undang selain apa yang diturunkan Allah adalah kufur menurut ijma umat.

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah untuk mensyariatkan mereka agama yang tidak di idzinkan Allah..” (QS Asy-Syura : 21)

Para ulama telah sepakat, barang siapa menghalalkan yang haram, maka sesungguhnya ia telah kafir. Dan barang siapa mengharamkan yang halal, maka sesungguhnya ia telah kafir.

Tasyri’ (memberlakukan hukum atau undang-undang) selain dengan apa yang diturunkan Allah adalah perbuatan kufur, dapat mengeluarkan seseorang dari Millah Islam.

La haula wa laa quwwata illa billah…

Wallahu’alam bis showab!

Sumber: Al Mustaqbal Today
Sebarkan berita ini ya ikhwah! :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Mujahidin | Mujahidin
Copyright © 1434 H / 2013 M. By Ridwan Kariem | Tauhid Media
Template Modified by Creating Website Published by Mujahidin
Proudly powered by Mujahidin