Home » , » Menjebol Penjara : Bagaimana Untuk Mengubah Khayalan Menjadi Realita

Menjebol Penjara : Bagaimana Untuk Mengubah Khayalan Menjadi Realita

Written By Anonim on Minggu, 08 September 2013 | 23.32



Menjebol Penjara : Bagaimana Untuk Mengubah Khayalan Menjadi Realita

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

Segala puji hanya bagi Alloh yang telah menolong Mujahidin dan membebaskan kaum muslimin yang tertawan di penjara-penjara musuh. sesungguhnya jika Dia telah berkehendak, maka tidak ada yang dapat menghalanginya, dan Dia lah Alloh yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabat.

Dengan izin Alloh, Mujahidin berhasil membebaskan saudara kita yang tertawan, dengan berbagai metode dan perencanaan yang detail berhasil membebaskan ratusan kaum muslimin di penjara-penjara thoghut Afghanistan, yang sebagian besar dari mereka merupakan Mujahidin yang tertawan. Berikut, merupakan salah satu artikel yang menceritakan bagaimana Mujahidin Imarah Islam Afghanistan melakukan pembebasan tawanan, dimulai dari awal perencanaan hingga pembebasan tawanan.

Doc (790 KB) 


pdf (2 MB)


Abd al-Rauf Hikmat
Bagian 1



Penjara Kandahar

Penjara utama di kandahar berlokasi di daerah utara kota Sarpoza, utara jalan raya Kandahar-Herat. Itu adalah penjara pemerintah terbesar di Afghanistan selatan, dengan kapasitas untuk menampung ratusan narapidana. Penjara tersebut terdiri dari beberapa bagian yang dikelilingi oleh dinding yang tebal dan tak dapat dimasuki.

Pada dasarnya penjara ini dibangun dengan baik, dengan pengawasan tinggi dan menara pengawas berdiri di empat sudut. Penjara tersebut juga dikelilingi oleh sebuah dinding dibawah tanah, dinding lebih jauh ketinggiannya (diatas tanah), untuk mencegah terowongan yang digali keluar.

Walaupun dengan konstruksinya yang kuat dan ketatnya langkah pengamanan, penjara ini menjadi latar atas sebuah kisah mengagumkan yang tidak hanya di Afghanistan (namun juga) di seluruh dunia. Selama delapan tahun terakhir, para tahanan politik telah mampu melarikan diri dari penjara ini hanya tiga kali. Pertama kali pada Juni 2003 ketika tahanan Mujahidin menggali terowongan dari dalam ke luar penjara, sehingga semua tahanan di bangsal ini melarikan diri melalui terowongan. Juga pada Juni 2008, Imarah Islam melancarkan serangan bersenjata dan operasi istisyhadiyah pada penjara ini yang mengakibatkan kematian semua penjaga penjara dan pembebasan 1200 Mujahidin yang tertawan. Setelah kejadian ini, Amerika dan pejabat kandahar mencermati untuk pemeliharaan dan pelestarian penjara ini. Pasukan kanada melatih polisi khusus untuk menjaga penjara, menara penjaga di tingkatkan dan pemasangan kamera pengintai; seluruh penjara di kelilingi oleh sebuah parit yang dalam dan lebar. Walaupun dengan semua langkah-langkah tersebut, Mujahidin mampu, setelah perencanaan yang lama, untuk ketiga kalinya membebaskan 541 tahanan pada 25 April 2011. 


Khayalan Murni

Satu dari Mujahidin di kota Kandahar, yang mana dengan koneksinya memperoleh pengetahuan penuh atas bagian dalam dan luar penjara. Mempertimbangkan apakah itu memungkinkan untuk menggali sebuah terowongan dari dalam sebuah rumah di sisi lain jalan menuju penjara sebagai cara untuk melepaskan para tahanan. Khayalan dan pandangan ini sepertinya menggelikan bahkan bagi pemiliknya sendiri; (namun) Ia memberanikan diri untuk berbagi pendapatnya dengan yang lainnya. namun, setelah waktu bertambah dan pemikiran berlanjut, ia meraih sebuah kesimpulan. Pada salah satu hari dari hari-hari tersebut, ketika ia sedang mengendarai motornya dengan dua rekan-rekannya, ia berbagi pendapatnya dengan mereka. Mereka pikir hal tersebut mustahil dan menganggap berbahaya untuk dicoba, namun mereka menaruh kepercayaan mereka pada Allah dan berbagi pendapat mereka dengan komandan besar Mujahidin di kandahar dan mereka mengungkapkan kepada rekan-rekan mereka yang dipercaya mengenai keputusan mereka untuk melaksanakan rencana tanpa menghiraukan bahaya.


Ruang kerja Konkrit

Enam bulan lalu, Mujahidin menyewa sebuah rumah diseberang sudut sebelah selatan penjara Kandahar. Pada awalnya mereka membangun sebuah ruangan. Kemudian mereka membawa semua peralatan yang dibutuhkan dan mesin untuk membuat fondasi beton, memperkerjakan sejumlah pekerja yang bekerja sepanjang siang hari. Namuan di sore hari, ketika para pekerja pergi, Mujahidin tetap tinggal dengan dalih melayani sebagai penjaga. Selama waktu tersebut mereka mulai menggali lubang dari dalam ruangan yang baru saja dibangun.


Kerja keras untuk empat bulan

Pada awalnya, empat Mujahidin yang menerapkan proses ini: satu dari mereka memukul beliung , menggali lubang, selagi tiga yang lainnya memindahkan tanah. Terowongan tersebut sempit dan tanah tidak dapat dipindahkan dengan gerobak dorong, sehingga beberapa perencana pergi ke pasar dan membeli sejumlah sepeda anak, melepas roda-roda kecil tersebut dan memperbaiki gerobak roda satu. Mereka mampu untuk mempersiapkan gerobak yang cocok untuk tugas mereka. Sekarang mereka mengisi gerobak ini semua dengan tanah, menariknya dengan tali untuk membuka terowongan dan mengumpulkan tanah disana sebelum memindahkannya ke dalam truk. Dipagi hari, ketika truk-truk tanah menuju kota untuk penjualannya, para Mujahidin akan membawa kedalamnya truk mereka yang dipenuhi tanah dan menjual tanah untuk menyingkirkannya. Untuk dua bulan, empat Mujahidin bekerja di dalam penggalian terowongan, kemudian jumlah mereka meningkat menjadi delapan Mujahidin dan mereka menggali empat meter setiap malam. Ketika mereka melanjutkan pekerjaan (hingga) mencapai 100m, mereka menghadapi masalah ventilasi dan kekurangan oksigen; meskipun demikian mereka (melanjutkan) hingga mencapai jarak 150m.

Pada titik ini merupakan (suatu) kesulitan untuk melanjutkan pekerjaan, karena kekurangan oksigen, dan pekerjaan tidak dilakukan lebih jauh. Pada awalnya mereka mencoba memperbesar (luas) tanah; hal tersebut menyelesaikan masalah ventilasi namun saat itu musim dingin dan udara yang dingin menyebabkan sakit kepala. Kemudian mereka membuat sebuah mesin pemompa udara, menyalurkan udara melalui sebuah pipa dari luar menuju kedalam terowongan. Ini adalah metode terbaik untuk menyelesaikan (masalah) ventilasi dan kekurangan oksigen – mesin bekerja dengan sunyi oleh baterai yang terisi. Namun kemudian mereka menyadari resiko atas penggalian terowongan mereka dibawah jalan yang membawa peralatan berat musuh ke bagian dalam penjara:

Disana ada kemungkinan runtuhnya terowongan dibawah tekanan kendaraan yang kuat. Pertanyaannya adalah seberapa dalam terowongan harus digali untuk meniadakan kemungkinan tersebut. Sebagai sebuah percobaan, mereka memarkirkan sebuah truk diatas terowongan; hal itu tidak menyebabkan kerusakan, keyakinan mereka bahwa hal tersebut tidak akan menderita (keruntuhan) karena peralatan musuh. Kedalaman terowongan adalah 2.5 m diantara rumah dan jalan raya, namun sebagai pencegahan mereka memperdalamnya lebih jauh. Empat bulan berlalu dan terowongan berjalan 220m, sebuah pipa besi mengejutkan mereka sebelum (akhirnya mereka) menyadari itu bukanlah sebuah pipa penjara melainkan sebuah pipa menuju sebuah desa di selatan penjara. Pada kenyataannya, para penggali terowongan, tidak memiliki peta, (sehingga) menyimpang ke kanan dari arah yang benar, menyeberang jalan dan mencapai sebuah desa yang dekat dengan penjara. Disini Mujahidin mengakui bahwa target sasaran hanya dapat di capai dengan peta penjara dan alat-alat penguruk jarak.


Satu setengan bulan kerja efisien

Para penggali terowongan yang kehilangan jalan mereka dan sekarang membuat sebuah (jarak) ekstra 120m (dengan) mengunduh peta penjara dari internet yang mana dapat menentukan lokasi penjara. Menggunakan alat-alat ukur bumi mereka kembali menggali pada jarak 100m dari terowongan langsung menuju penjara. Bagaimanapun, dengan berlalunya musim dingin, malam (menjadi) lebih pendek. Akibatnya mereka meningkatkan jumlah tenaga kerja Mujahidin sampai mereka mencapai dua puluh satu (orang). Selanjutnya, bumi menguap lebih sedikit dalam musim panas, sehingga persoalan ventilasi berkurang, dan pekerjaan menjadi lebih cepat dan lebih efisien. Dengan menggali 166m mereka sampai di tengah penjara (hal tersebut harus dengan tambahan dari situs Imarah Islam yang menyebutkan bahwa jarak penggalian oleh Mujahidin termasuk jarak kesalahan penggalian, memberikan total 360m, ketika jarak yang tepat, tidak termasuk dengan tambahan jarak, 266m, hal tersebut tidak bernilai. Bagaimanapun, ketinggian terowongan 70cm dan lebarnya 60cm). para Mujahidin yang tertawan berada di dua lokasi yang terpisah didalam penjara: sebagian besar berada di bangsal politik, dimana mereka dinomori 530, namun sejumlah kecil berada dalam sebuah ruang yang disebut “Tawqif Khanah” [ruang tahanan]. Pada awalnya terowongan tersebut digali menuju ruang Tawqif Khanah, sebagaimana hal tersebut seorang Mujahid memegang pengetahuan dalam kasus ini. Ia memukul dulu tanah untuk satu atau alasan lain sehingga para penggali terowongan akan mengetahui apakah mereka didepan atau dibelakang atau (tepat) pada target. Dengan demikian mereka mampu untuk menentukan tempat, namun untuk memverifikasi (pembuktian) mereka menyodok pisau kedalam ruangan, sampai tahanan meyakinkan mereka (Bahwa mereka telah) mengenai target. Mereka pindah menuju bangsal politik. Lima hari menghasilkan 23m lebih lanjut, mencapai bangsal politik, sel 7 yang mana dipegang oleh dua tawanan yang menyadari kasus ini. Tujuannya adalah untuk membawa terowongan menuju sel 7.

Disini sekali lagi para penggali terowongan ingin menaikkan sebuah pisau untuk memastikan dan menghindari kesalahan saat membuka terowongan menuju penjara. Mujahidin ragu-ragu; apakah mereka berada dibawah sel 6 atau 7? Untuk menjaga (agar tetap menjadi) rahasia ketika pisau dinaikkan, dua tahanan mengadakan sesi Al-Qur’an; semua ruangan kosong, dua tahanan tersebut pergi, satu menuju ruang 6 dan yang lainnya menuju ruang 7. Ketika pisau dinaikkan mereka menyadari bahwa mereka berada dibawah ruang 6, bertentangan dengan harapan mereka. Kemudian dua meter lebih jauh digali hingga mencapai ruang 7. 

Sekarang mereka tidak mengosongkan ruangan dengan alasan menyelesaikan (sessi) Al-Qur’an lagi, sehingga Mujahidin menggunakan waktu saat sore hari ketika tahanan akan pergi keluar menuju ruang mencuci dan bersiap-siap untuk shalat Ashar; pisau sudah di naikkan dan hal tersebut berhasil membuatnya (berada) di ruang 7. Tempat pembukaan ditetapkan untuk operasi hari pembebasan. Hal tersebut harus ditambahkan bahwa operasi penaikkan pisau dibuat setelah rencana yang bijaksana dan menarik: 

Lantai penjara sekitar 2.5m diatas terowongan, dengan ketinggian terowongan 70cm, (pertanyaannya) bagaimana sebuah pisau panjang dapat cukup melewati terowongan untuk mencapai lantai penjara ? Mujahidin memotong pisau-pisau besi sepanjang 50cm dan menyambungkannya bersamaan; ketika mereka menaikkan sebuah pisau (sepanjang) 50cm dengan sebuah dongkrak mobil, mereka akan memperbaikinya untuk pisau lainnya dan mengangkatnya dengan dongkrak. Sehingga untuk membongkar pisau-pisau, mereka menyiapkan sebuah mesin yang akan melekat pada setiap pisau kemudian memukulnya kebawah dengan sebuah palu. Hal ini adalah bagaimana mereka mampu menentukan lokasi secara tepat. 


Rencana untuk mengambil para tahanan

Setelah pembangunan terowongan, orang-orang yang bertanggung jawab untuk menggali terowongan menyelesaikan pekerjaan mereka dan permintaan dari pedoman tinggi perintah Imarah Islam mengenai rencana pengambilan tahanan. Oleh karena itu para pejabat dari provinsi Kandahar dan pejabat tinggi dari Imarah Islam mengadakan konsultasi berkelanjutan dalam rangka untuk melakukan sebuah pengambilan yang aman.

Sebagai sebuah hasil dari konsultasi, rencana berikut diadopsi (diambil). Dalang dari operasi ini, yang dengan kerja kerasnya mengayunkan kampaknya sendiri untuk menggali terowongan 300m, dirinya akan menjadi komandan untuk pengambilan tahanan. Selama operasi, ia akan mengadopsi rencara ad-hoc sesuai dengan kebutuhan. Komandan tinggi akan mengatakan padanya mengenai apa pun yang terjadi. Operasi akan dirahasiakan sampai saat-saat terakhir eksekusi. Rantai (hubungan) akan didirikan dengan para ikhwah didalam penjara; mereka akan menyiapkan bagian dalam penjara untuk mengambil tanggung jawab untuk mengatur dan bergerak kelur tahanan sesuai dengan rencana. Demikianlah semua keputusan diambil, mendelegasikan perintah operasi kepada individu 


Operasi pembebasan

Untuk meyakinkan pelaksanaan terbaik dari operasi (terlaksana), tindakan pencegahan diperiksa dan langkah-langkah persiapan diambil lagi untuk menyelesaikan masalah ventilasi didalam terowongan dengan bantuan sebuah mesin bertenaga kuat untuk memompa udara kedalam pipa dan ditempatkan didalam terowongan. Pipa ini dilubangi di sepuluh tempat untuk menyalurkan udara ke semua bagian terowongan. Empat puluh lima lampu dinyalakan untuk menerangi terowongan. Sebagai sebuah tindakan pencegahan, sebuah tim Syahid (Pencari Syahid) dikirimkan ke daerah-daerah disekitar penjara untuk meluncurkan serangan militer jika diperlukan.

Untuk mengaburkan operasi dan karena (kekhawatiran) rencana tersebut akan terbongkar, penanggung jawab operasi memilih lima orang Mujahidin, 21 orang tim Mujahidin lainnya keluar (dari area) seperti yang dinyatakansebelum pada hari operasi, sehingga ia tidak kehilangan semua teman-temannya jika sesuatu hal yang buruk terjadi, Allah tidak menghendaki (hal tersebut). Setelah itu, tim ekstraksi terdiri dari enam orang. Pada pukul 09:00 pagi, keenam Mujahidin tersebut mengatakan tiga Mujahidin (diantara mereka) melakukan kontak didalam penjara, seorang berada di ruangan Khanah Tawqif sementara dua lainnya berada di bangsal politik, operasi tersebut akan dilakukan malam itu, InsyaAllah dan mereka harus bersiap-siap. 

Dua kontak yang berada di ruang 7 bangsal politik dalam rangka mengkomunikasikan rencana keseluruh tahanan mengenai situasi pada waktu yang tepat, mempersiapkan pertemuan sosial dalam ruangan mereka dan mengundang satu atau dua orang dari setiap ruangan. Komandan dari operasi membuat sebagai berikut ::
Empat dari enam orang ikhwah memasuki terowongan, dua diantaranya akan memulai untuk membuka terowongan memasuki ruangan Tawqif Khanah dan dua orang lainnya akan bekerja untuk membuka sebuah terowongan menuju sayap politik; dua sisanya akan tetap berada di luar terowongan, membuat sebuah kontak antara para ikhwan diluar dan ikhwan didalam penjara dan memungkinkan pertukaran informasi, misalnya pekerjaan (telah) sampai mana dan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya, dll. Empat ikhwan memasuki terowongan dengan dongkrak dan batang besi dan mulai membuka terowongan menuju ruangan “Tawqif Khanah” dan sayap politik. Pada pukul 10 mereka dengan mudah membuka lantai ruangan “Tawqif Khanah” dengan menggunakan dongkrak.

Adapun pada dasar bangsal politik, kontruksinya merupakan tugas berat dan hal itu (menyebabkan) Mujahidin membutuhkan waktu yang lama untuk melubangi melewatinya. Dongkrak sedang menaikkan lantai beton (semen) namun karena udara yang terhalang didalam terowongan, hal itu mempersulit untuk membuat sebuah lubang. Setelah banyak percobaan (akhirnya) Mujahidin mampu mendobrak tanah. Setelah memotong sebuah lubang besar pada bangsal sel 7, para ikhwah menuruni terowongan memberikan empat buah pistol dan empat buah belati kepada para ikhwah yang terlibat untuk digunakan dalam operasi. Mereka juga memberikan mereka handset telepon untuk membangun sebuah koneksi dengan para ikhwah diluar terowongan. Semua tahanan melanjutkan terus meninggalkan penjara hingga pukul 1.30 malam (25-04-2011) dan sekitar 250 tahanan keluar dengan cara ini. Namun para tim pekerja menyadari bahwa apabila pengeluaran (tahanan) belanjut dengan cara seperti ini akan berlangsung hingga pukul 02.00, sementara rencana tersebut agar supaya para tahanan tidak menunggu lama diluar penjara, karena menunggu hingga fajar akan berbahaya dan memungkinkan operasi akan gagal. Oleh karena itu, para tim menunda pengeluaran tahanan selama setengah jam. Mereka membiarkan para tahanan keluar kembali pada pukul 02.00. pada pukul 03.00 sudah tidak ada lagi yang tertinggal di sayap ini. Kami ingin menambahkan bahwa semua tahanan sedang diperiksa di pintu masuk dan keluar dari terowongan. Membawa barang bawaan mereka dengan mereka dapat menyebabkan penahanan mereka dan penangkapan kembali. Juga saat keluar, surplus lebih dari 3.000 rupee (milik tahanan yang kelebihan uang) diambil dan diberikan kepada tahanan yang tidak memiliki uang.

Operasi pengeluaran (tahanan) diatur dengan baik. Para ikhwah yang bertugas pada gilirannya akan membangunkan para tahanan disetiap ruangan dan membimbing mereka menuju terowongan. Dipintu keluar, mereka akan menaiki truk yang telah terparkir di rumah; setiap truk akan membawa 36 orang. Saat itu pukul 03.10 ketika semua tahanan telah meninggalkan (penjara) dan truk pun telah diizinkan untuk berangkat. Truk-truk (telah) meninggalkan halaman namun beberapa ikhwah menuju ke pinggiran kota-kota dengan berjalan kaki. – mereka telah di diperintahkan untuk memotong jarak sebelum kembali ke jalan raya Kandahar-Herat setelah fajar dan meninggalkan halaman dengan taksi.

Hal ini juga harus ditambahkan bahwa dua dari semua truk-truk tersebut yang mengangkut para tahanan membuat dua perjalanan untuk mengangkut mereka. Pada pukul 03.00 atau 04.00 tidak ada tahanan didaerah sekitar penjara. Patut diperhatikan untuk dikatakan bahwa atas Ridha Allah dan kehati-hatian serta kebijaksanaan Mujahidin, musuh tidak mendeteksi apapun sepanjang operasi mengenai apa yang terjadi di dekat mereka. Meskipun rumah yang digunakan dalam operasi berlokasi dekat dengan sebuah menara pengawas dan kamera pengintai juga terpasang kearah pintu rumah, untungnya musuh tidak menemukan (mencurigai) apa-apa.

Kami harus menambahkan bahwa disana tidak ada kerugian dan Mujahidin tidak menembakkan sebuah pelurupun, juga biaya keuangan jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Menurut penanggung jawab operasi, biaya selama lima bulan operasi mencapai sekitar 900.000 mata uang Afghanistan ($20.000). itu semua termasuk biaya rumah, makanan Mujahidin, biaya truk dan peralatan lainnya yang Mujahidin tinggalkan setelah operasi. Pada hari terakhir operasi, ikhwan yang bertanggung jawab membangun ruang kerja nyata untuk pelaksanaan operasi mengatakan : selama 5 bulan operasi kami telah menjual 150 balok beton, membuat banyak keuntungan. Dia menambahkan : setelah operasi dan pengeluaran akhir, ketika gerbang rumah telah terkunci, kami meninggalkan mesin pompa udara, 45 lampu, 10 balok beton, tiang seharga 50.000 Afghani, dua pembangkit listrik, 2 gerobak, 2 dongkrak mobil dan beberapa bahan bangunan, namun rumah bersejarah ini banyak menguntungkan kami, dibandingkan dengan hal tersebut, biaya yang disebutkan tidak bernilai apapun.



BAGIAN 2
_______


Aku adalah orang kedua yang keluar!
(Tawanan Menceritakan Kisah nya)


Narator cerita: Muhammad Idris
Persiapan draft: Habib Mujahid



Muhammad Idris, warga Kandahar berusia 23 tahun, telah bertahun-tahun melancarkan operasi mengejutkan di kota Kandahar di bawah komando Imarah Islam, tertangkap 7 bulan yang lalu oleh musuh di kota Kandahar dan dikirim ke penjara Kandahar. Individu yang disebutkan di atas mengatakan bahwa ia belum pernah dicoba. Selama ia ditawan, ia tinggal di sel 9 dari penjara besar dengan 15 Mujahidin lainnya. Dia adalah orang kedua di antara ratusan Mujahidin yang keluar penjara melalui terowongan yang digali dari rumah yang diketahui menuju penjara. 


Marilah kita izinkan Muhammad Idris untuk memberitahukan kita kisahnya sendiri:


Penjara Kandahar telah diatur sedemikianrupa: ditengah-tengah sayap politik ada sebuah halaman besar dan semua pintu sel terbuka (menuju) halaman ini, sehingga pintu gerbang utama sayap selalu terkunci sedangkan pintu ruangan bagian dalam selalu terbuka. Oleh karena itu, para tahanan dapat masuk ke ruangan lain tanpa kesulitan dan untuk berkumpul bersama untuk sholat berjamaah. Pada hari senin, penghuni sel yang mana terowongan terbuka (disel mereka) menjadi tuan rumah atas teman-teman mereka yang tersisa. Mereka mengundang satu atau dua orang dari setiap sel, dalam tambahan imam sholat di sayap (penjara), seorang sarjana (Syeikh) yang dipenjara, sementara saya mewakili sel saya. Jadi kami pergi untuk makan malam. Kami makan malam dan kemudian Maulavi, Imam Sholat, mulai berbicara. Setelah (menyampaikan) beberapa nasihat yang bermanfaat, syeikh mulai memberitahu orang yang hadir mengenai rencana pelarian. Tak ada seorangpun dari kami yang mengetahui apapun mengenai subjek hingga saat itu. Selama berbicara, ia mengatakan kepada para tahanan untuk duduk dalam ruangan: 

“Malam ini disana akan ada sebuah operasi untuk membebaskan dan melepaskan kita; kita harus lebih siap untuk itu” ia menambahkan, “ Siapapun dari anda yang dapat keluar diperintahkan untuk tidak menggunakan ponselnya hingga besok sore. Jika ia berbicara di ponsel, ia harus berhati-hati untuk tidak menyebutkan bagaimana ia keluar (penjara).”

Setelah intruksi itu semua, Maulavi mengatakan kepada semua yang hadir, “Kalian harus berdo’a kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan tulus untuk kesuksesan operasi ini.” Kami semua mulai memohon pada Allah dan untuk setengan jam semua ikhwah sibuk berdo’a dan sembahyang. Setelah itu para ikhwah yang mengetahui rencana itu datang ke sel yang disebutkan di atas. Mereka membersihkan barang-barang dan karpet dalam sebuah bagian khusus dalam ruangan, dan dalam beberapa saat mengetuk area yang dibersihkan. Para ikhwah yang berada didalam terowongan dibawah sel menempatkan dongkrak mobil dibawah ruangan. Mereka melanjutkan tekanan hingga mereka menghancurkan lantai beton.

Karena tempat ini sangat rendah, mereka memawa memerapa kolom (tiang) untuk memecah lantai beton, mereka menempatkan tiang diatas dongkrak dan mengangkatnya keatas. Mereka mengulangi hal ini dua atau tiga kali hingga sebuah lubang besar terbuka ditengah-tengah ruangan. Setelah itu, para ikhwah yang berada di dalam terowongan memberikan para tahanan beberapa buah pistol, belati dan pisau dan mereka juga memberikan para tahanan sebuah kotak berisi handset telepon (Ponsel), sebuah video kamera dan peralatan lainnya yang mana aku tidak kenali. Aku melihat kedalam terowongan dan melihat dua orang Mujahidin : seorang yang memberikan kotak dan lainnya bersamanya. Keduanya kembali dan menuju kepembukaan yang lain. Pada titik ini pelarian dari penjara di delegasikan kepada para Mujahidin yang tertahan yang mengetahui (jalannya) operasi. Mereka menyambungkan headset telepon dengan kabel, membangun sebuah koneksi dengan Mujahidin di kedua sisi terowongan: dalam dan luar penjara. Para tahanan itu semua yang berada dalam operasi kemudian membagi-bagikan persenjataan diantara mereka sendiri dan Mujahidin handal lainnya.

Sayap ini memiliki 2 sel tahanan kriminal serta sejumlah mata-mata pemerintah di antara para tahanan. Mujahidin memutuskan bahwa, jika para mata-mata berusahan untuk menyebabkan sengketa atau kekacauan maupun berusaha untuk memperingatkan para penjaga penjara, kita dapat (menangani) mereka dengan persenjataan dan pisau. Mereka (para mata-mata ) juga biasa mengatakan bahwa operasi ini semua sulit untuk dicapai dan jika beberapa ikhwah tidak akan mempercayai itu dan menghindar dari pergi keluar (kabur dari panjara), kami akan memaksa mereka untuk untuk keluar dengan persenjataan itu semua. Sementara itu, para ikhwah (Mujahidin yang melaksanakan operasi ini) memberikan pengarahan singkat kepada para tahanan terlebih dahulu sebelum menuruni terowongan: 

“ Ketika anda pergi keluar (menuju) sisi lain terowongan, anda akan menemui sejumlah Mujahidin. mereka akan mengambil uang tambahan dari kalian, ponsel dan barang-barang lainnya. Mereka tidak akan membiarkan anda untuk berbicara maupun untuk tidak pergi; Jangan tidak mematuhi instruksi mereka, namun Patuhi mereka.” Sehingga kami mengatakan, baiklah, kami akan melakukan hal tersebut.

Sekarang aku adalah orang kedua dalam kelompok yang duduk di dalam sel menuju terowongan, tahanan pertama pergi pertama dan aku mengikutinya. Terowongan itu lebar, namun tidak terlalu luas, maksud ku berarti kita dapat berjalan membungkuk atau merangkat dengan mudah. Namun para Muahidin menggali itu dengan mengherankan – setiap 15 m disana terdapat sebuah lampu, sehingga terowongan itu diterangi. Mujahidin juga meletakkan pipa plastik berdiameter 6 inchi disepanjang terowongan untuk ventilasi dan menggunakan perangkat untuk memompa udara kedalam pipa. Lubang-lubang kecil dibuat disepanjang pipa, sehingga aku tidak merasa kekurangan udara didalam terowongan. Terlebih lagi dua buah kawat diletakkan didalam terowongan, satu untuk telepon dan aku tidak tahu yang lainnya apakan digunakan untuk listrik atau sebaliknya. setelah 15 menit kami bergerak didalam terowongan hingga mencapai sisi lain terowongan, seorang didepan ku dan sejumlah besar orang berada dibelakangku. Setelah mencapai pintu keluar terowongan terdapat 15 Mujahidin bersenjata. Mereka memeriksa semua orang yang keluar dari terowongan, mengambil dari mereka ponsel dan SIM card. Jika tahanan memiliki uang lebih dari 3000 rupee, mereka mengambil (uang) tambahan darinya dan ditempatkan dalam jubah yang mereka miliki. Jika tahanan tidak memiliki uang atau hanya memiliki sedikit uang, Mujahidin memberi mereka 3000 rupee dari (hasil) uang yang mereka ambil dari yang lain. Ini adalah metode terbaik untuk setiap orang untuk memiliki uang yang akan membantu dengan segala kemungkinan sampai mereka mencapai tujuan mereka.

Setelah keluar terowongan, aku melihat tiga Mujahidin yang aku kenali, sehingga mereka (meminta) ku bergabung dengan mereka untuk melakukan operasi. Dalam rumah itu terdapat enam kendaraan transportasi. Para ikhwah mengatakan kepada kami untuk membuat orang-orang yang keluar dari terowongan dapat memasuki mobil setelah pemeriksaan dan memerintahkan mereka untuk tidak berbicara dan mengatakan apa-apa dan hanya menyebut nama Allah dalam hati, sebagaimana rumah tersebut berada dekat dengan sebuah menara penjara; jika kekacauan terjadi musuh mungkin melihatnya.

Dengan cara ini para tahanan keluar dari terowongan dan kami membuat mereka masuk kedalam kendaraan. Setiap kali sebuah kendaraan penuh kami akan menutupinya dengan terpal dan menyembunyikan hal tersebut. Ketika semuah ikhwah selesai (lolos dari penjara), beberapa teman mengatakan: 

“Tidak banyak ruangan yang tersisa didalam mobil. Para ikhwah yang mengetahui area dan jalan-jalan kota harus pergi berjalan kaki kedaerah pinggiran kota.” 

Gerbang rumah menghadap penjara sedangkan bagian belakangnya menghadap ke sebuah area perumahan. Kami membuat sebuah lubang di dinding belakang dan (digunakan) para ikhwah yang tidak (mendapatkan) mobil untuk pergi ke pinggiran kota dengan berjalan kaki. Aku dan keempat teman-temanku yang merupakan warga kota mendiskusikan hal tersebut diantara kami dan menyetujui untuk pergi ke kota. Pada titik ini mobil meninggalkan rumah dan lima dari kami pergi keluar beberapa menit kemudian menjunu ke jalan. Kami menunggu sebentar di trotoar sampai taksi datang, menuju ke kota. Sehingga kami mendapatkannya dan pada waktu itu pukul 4 pagi. Seorang polisi menghentikan mobil kami di bundaran Dand namun melambaikan (membiarkan) kami. pemeriksaan yang sama terulang di bundaran Madad, dan polisi tidak mengatakan apapun. Kami sampai di kota dan kami telah benar-benar sampai. 

Ada perkataan yang harus saya sebutkan di sini:

Para tahanan dalam sayap politik di penjara Kandahar semuanya adalah Mujahidin. disana terdapat sayap lain yang dekat dengan sayap politik yang disebut Tawqif Khanah dimana disana juga sebuah sel yang mana Mujahidin di tahan. Mujahidin menggali sebuah terowongan kedua menuju sel tersebut dari terowongan utama dan 10-15 tahanan Mujahidin berhasil kabur dari sel tersebut, segala puji bagi Allah.


Di pagi hari, aku berkeliaran di kota dan mengikuti berita. Aku pikir musuh tidak mengetahui tentang para Mujahidin yang kabur dari penjara hingga pukul 08.00 pagi, karena aku melihat tidak ada pemeriksaan wajib yang dilakukan di kota. Setelah pukul 08.00 pagi, musuh mulai bertindak tergesa-gesa. Para penjaga penjara biasa menghitung kami dua kali setiap hari : pada pukul 08.00 dan di sore hari. aku berpikir bahwa ketika mereka tiba di sayap politik pada pukul 08.00 untuk menghitung para tahanan dan tidak menemukan mereka seorangpun, baru kemudian mereka mulai mencari. Menurut sepengetahuanku, tidak seorang Mujahid pun yang tersisa di sayap politik penjara, namun disana terdapat ruangan untuk (tahanan yang menderita penyakit) gangguan mental dan mereka tertinggal didalam penjara. Sedangkan untuk para tahanan lainnya terluka dan sakit, semuanya dibebaskan. Ada tahanan yang terluka dengan dua baut besi di kakinya. Sementara berjalan melalui terowongan, salah satu baut menjadi terpisah dan ia pingsan (karena) rasa sakit yang luar biasa hebat, namun Mujahidin membawanya keluar dalam kondisi ini, membawanya keluar dari terowongan dan diangkut pergi dengan mobil.


Diterjemahkan Dari Imarah Islam Afghanistan: Majalah Al-Somood Edisi # 60 (Mei-Juni 2011)


Judul Asli : The Islamic Emirate Of Afghanistan: The Prison-Break: How To Turn Fantasy To Reality


Sebarkan berita ini ya ikhwah! :
 
Support : Creating Website | Mujahidin | Mujahidin
Copyright © 1434 H / 2013 M. By Ridwan Kariem | Tauhid Media
Template Modified by Creating Website Published by Mujahidin
Proudly powered by Mujahidin