Surat Ustadz Abu Bakar Baasyir terkait larangan shalat di belakang tokoh yang ragu dan tak setuju perihal kekafiran Bashar Assad. |
Solo – Pernyataan tertulis Ustadz Abu Bakar Baasyir yang berisi larangan untuk bermakmum di belakang para tokoh dan asatidz yang meragukan kekafiran rezim Bashar Assad dibenarkan oleh pihak keluarga Ustadz Abu Bakar Baasyir.
Menurut putra bungsu Ustadz Abu Bakar Baasyir, Abdur Rohim Baasyir melalui sambungan telepon kepada Kiblatnet, Ahad (08/09) mengatakan bahwa surat itu memang berasal dari ayahanda Abu Bakar Baasyir, yang ditulis pada akhir bulan Ramadhan ini.
“Betul, itu dari beliau (Ustadz Abu Bakar Baasyir, red),” ujar Abdur Rohim.
Ustadz Abdur Rohim juga menyebutkan bahwa saat ini manuskrip tulisan tersebut disimpan dengan baik oleh bagian dokumentasi pihak keluarga yang bertugas menyimpan semua catatan dan rekaman pribadi Ustadz Abu Bakar Baasyir.
Sebelumnya, pernyataan Ustadz Abu ini memang telah tersiar di media-media Islam tak lama setelah tulisan itu dikeluarkan. Namun, ada sebagian kalangan yang menolak pernyataan itu bahkan menuduh media-media Islam telah memelintir perkataan Ustadz Abu Bakar Baasyir.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, putra bungsu Baasyir yang akrab disapa Ustadz Iim ini menampik bahwa media Islam melakukan pemelintiran berita terhadap pernyataan Ustadz Abu Bakar Baasyir.
“Saya mendengar ada informasi yang mengatakan bahwa media Islam memelintir pernyataan Ustadz Abu, tapi setahu saya pernyataan [kekafiran Assad, red] itu memang ada,” tukas pengajar di pondok pesantren Ngruki ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ustadz Abu Bakar Baasyir secara tegas mengatakan bahwa Bashar Assad adalah kafir harbi dan siapapun yang ragu atau tidak setuju terhadap jihad melawan pemerintah Suriah maka dilarang untuk bermakmum di belakangnya.
Reporter: Fajar Shadiq
Editor: Agus Abdullah